Didukung BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung, Teater Senyawa Rilis Buku Antologi Drama Kabuk
TrotoarNews - Teater Senyawa asal Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu didukung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung menggelar rangkaian lokakarya penulisan naskah drama sejak bulan Agustus 2025 lalu. Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan peluncuran buku antologi naskah drama hasil lokakarya tersebut yang diberi tajuk "Kabuk" pada tanggal 12 November 2025 lalu.
Ketua Panitia Lokakarya Penulisan Naskah Drama Kabuk, Diah Irawati, S.S., M.Pd menceritakan bahwa kegiatan ini dimulai dengan melakukan panggilan terbuka (open call) pada bulan Agustus selama satu bulan penuh. Hasil open call tersebut tercatat sebanyak 27 orang calon peserta mendaftarkan diri.
"Dari jumlah tersebut diseleksi dan dikurasi lewat CV dan contoh karya yang dikirimkan. Hasilnya, didapatkan 10 orang peserta Kabuk tahun ini," ungkap Diah.
Sebanyak 10 orang penulis tersebut antara lain Teddy Adrian, Kharisma Nur Azizah, Farah Aulia Najwa, Dessy Kurniawati, Ritmha Candra Ariesha, Aishnayla Hilwami, Helen Haryadi, Thaharah Nur Aini, Alvia Nurjanah, dan Indriana Farah Aziz. Sepuluh orang ini mendapatkan pelatihan penulisan naskah drama secara intensif selama 10 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan berdurasi 3 jam.
Lokasi pelatihan adalah Perpustakaan Daerah Rejang Lebong, yang berada di bawah naungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Rejang Lebong. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Rejang Lebong, Dr. Zulkarnain Harahap, S.Sos., M.M., dalam sambutannya menceritakan bagaimana Teater Senyawa datang ke Perpusda RL dan mengajukan kerjasama.
"Tentu, kami dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Rejang Lebong menerima dengan baik niat dari Teater Senyawa. Karena itu, kami dengan senang hati meminjamkan ruang dan fasilitas yang dibutuhkan Teater Senyawa untuk menggelar pelatihan penulisan ini," terang Zulkarnain.
Proses belajar dilakukan dengan tiga pemateri berbeda. Ketiga orang tersebut antara lain Ikhsan Satria Irianto, S.Sn., M.Sn., yang merupakan dosen program studi teater di Universitas Jambi. Salah satu pendiri Teater Senyawa ini memberikan materi tentang membuat teks performatif, yang menjadi penciri dari naskah drama. Teks naskah drama, tentu berbeda dengan prosa dan puisi. Naskah drama lebih mengedepankan dimensi performatifnya, oleh karena itu Ikhsan memaparkan tentang "rumus" membuat naskah drama dalam kelas ini.
Pemateri berikutnya adalah Iman Kurniawan, S.Psi., yang merupakan wartawan senior di Bengkulu serta mengantongi sertifikasi Wartawan Utama. Ia juga anggota Teater Senyawa dengan spesialisasi pantomime. Materi dari Iman Kurniawan adalah cara kerja jurnalistik dalam pencarian sumber, data, riset, dan hal-hal lain yang dibutuhkan untuk menyusun naskah drama. Karena naskah ini berbasis budaya Rejang (khususnya folklore, mitologi, dan dongeng), maka Iman mengarahkan para peserta untuk mengumpulkan data, melakukan penelitian, riset, dan sebagainya pada budaya Rejang secara komprehensif.
Selanjutnya, adalah Adhyra Pratama Irianto yang saat ini dipercaya menjadi Ketua Teater Senyawa. Adhyra memberikan materi terkait alur dramatik, penciptaan karakter, dari logline menjadi cerita utuh, hingga membangun klimaks.
Tiga orang pemateri ini juga menjadi editor bagi buku Kabuk yang telah disusun dari kumpulan karya 10 orang penulis tersebut. Setelah melewati 10 kali pertemuan dan pembelajaran yang intensif, naskah melewati proses editing dan akhirnya diluncurkan pada tanggal 12 November 2025 lalu. Kepala BPK Wilayah VII, Iskandar Mulia Siregar, S.Si., M.A.P yang diwakili oleh Pamong Budaya Ahli Madya, Rois Leonard Arios, S.Sos., M.Si menyebutkan bahwa hal yang dilakukan Teater Senyawa adalah satu hal yang baru.
"Tentu mereka melakukan riset sebelumnya, kemudian menceritakannya dengan perspektif kekinian, apalagi 10 penulis ini adalah generasi muda. Kami sangat mengapresiasi ini," kata Rois.
Peluncuran buku ini diharapkan akan menambah karya-karya berbasis budaya Rejang dalam platform sastra dan teater. Teater Senyawa juga merencanakan akan menggelar festival teater di tahun mendatang dengan menjadikan naskah di dalam buku Kabuk sebagai naskah wajibnya. (Pariwara)

